Ulasan Drama Korea My Liberation Notes
Sambil menanti episode terakhir My Liberation Notes, gw pengen banget nulis tentang drama korea yang entah kenapa vibesnya sama seperti Goblin. Kisah percintaannya yang santai, enggak tergesa dan hubungan kekeluargaan sampai pertemanan yang tetap dapat spotlight.
Selain itu, yang bikin teringat Goblin, lagu pengiringnya yang lembut dan slow. Membuat setiap adegan jadi lebih dramatis. Walaupun begitu, kuantitas humornya juga cukup lumayan. Enggak ada kesan memaksa dan mengalir dengan baik.
Alur Cerita My Liberation Notes
Drama ini dimulai dengan kehidupan Mi Jeong yang tengah berkumpul bersama rekan kerjanya. Namun, ia harus undur diri lebih cepat agar bisa pulang lebih dulu sebab rumahnya jauh.
Beralih ke Gi Jeong, seorang kayak perempuan yang sedang berkumpul bersama temannya. Sambil mabuk dan tanpa sengaja mengatakan hal yang menyakitkan tentang duda yang memiliki anak. Di saat bersamaan, perkataannya menyinggung pengunjung yang duduk di sebelah meja mereka, yang ternyata adalah teman Mi Jeong (juga temannya Gi Jeong tapi di bagian ini dia belum sadar).
Dan terakhir drama Chang-hee, sebagai anak lelaki satu-satunya di keluarga pak Yeom. Berada di tengah-tengah perempuan, kakak dan adiknya perempuan, Chang-hee tetap harus berkutat dengan kisah percintaannya yang kurang mulus. Ia bertengkar dan putus dengan pacarnya.
Sementara itu, ketiganya yang harus janjian untuk pulang bersama sebab malam sudah semakin larut. Karena, rumah mereka yang cukup jauh di daerah Sanpo. Menurut pengakuan Gi Jeong di episode berikutnya, perjalanan mereka menggunakan transportasi umum sampai ke rumah harus ditempuh selama 1.5 jam.
Di rumah mereka, pak Yeom ini punya usaha pabrik pembuatan wastafel dan meja. Serta ladang yang cukup luas. Hanya ada satu pegawai pak Yeom yang bernama pak Gu. Dia inilah yang sering membantu pak Yeom bekerja di pabrik serta di ladang.
Lingkungan tempat tinggal keluarga Yeom ini termasuk yang sepi. Hanya ada beberapa rumah dekat dengan lingkungan mereka. Bahkan disebut sebagai desa. Karena memang sepi banget.
Rumah terdekat dari tempat tinggal pak Yeom itu rumah temannya Chang-hee dan rumah yang disewa pak Gu. Bisa ketebak bagaimana dekatnya satu sama lain karena hanya sedikit orang yang tinggal di sana.
Setiap berangkat tiga kayak beradik ini harus tepat waktu agar tidak tertinggal bus desa yang mengantar mereka ke Stasiun Dangmi. Untuk pulang telat malam pun mereka harus berpikir lebih matang, sebab ada jam terakhir kereta yang menuju Stasiun Dangmi.
Ada satu kebiasaan di keluarga pak Yeom, mereka selalu berusaha untuk makan malam bersama dan selalu mengajak pak Gu setiap hari. Cuma, walaupun sering makan bersama, momen saat makan selalu hening. Kalaupun ada yang bersuara biasanya Gi Jeong atau Chang hee.
Cerita bergulir ke kisah percintaan hingga pekerjaan ketiga anak pak Yeom. Terus, bagaimana hubungan Mi Jeong dengan pak Gu. Sampai kehidupan pak Gu yang terus menjadi misteri bagi warga desa Sanpo.
Kenapa Judulnya My Liberation Notes?
Jadi, di kantornya Mi Jeong ini ada peraturan setiap karyawan setidaknya bisa mengikuti satu klub yang rutinitasnya diadakan setiap pulang kerja. Tujuannya agar setiap karyawan punya waktu luang untuk mempererat hubungan mereka agar kinerja serta kerjasama mereka meningkat.
Mi Jeong salah satu karyawan yang enggak mengikuti klub apapun. Meski tidak diwajibkan, tapi setiap saat Mi Jeong dipanggil untuk dimintai mengikuti satu klub oleh perusahaan. Dan enggak cuma Mi Jeong, ada dua karyawan lain dan totalnya ada 3 karyawan yang tidak mengikuti klub.
Alasan Mi Jeong enggak ikut klub karena rumahnya jauh. Dia harus pulang di waktu yang tepat agar bisa sampai rumah sebelum tengah malam. Minimal bisa pulang sebelum makan malam tiba.
Nah, karena terus-terusan direkomendasikan untuk ikut klub. Akhirnya, tiga karyawan ini memutuskan membentuk klub sendiri. Yaitu, klub Pembebasan. Yang sebenarnya terbentuk agar mereka tidak sering-sering dipanggil untuk mengikuti klub. Serta, agar kehidupan mereka tidak terganggu oleh kegiatan klub yang menurut mereka bisa mengganggu.
Namun, walaupun mereka berusaha agar klubnya enggak mengganggu kehidupan mereka. Pada akhirnya tetap saja harus ada kegiatan yang tercatat sebagai bukti bahwa klub yang didirikan enggak sekadar mengada-ada.
Dari rekomendasi pegawai yang sering meminta mereka untuk mengikuti klub. Akhirnya, diputuskan agar menuliskan kegiatan klub Pembebasan. Dari sinilah judul My Liberation Notes menjadi perwakilan drama ini. Sebuah catatan orang-orang yang ingin terbebas dari sesuatu yang mereka rasakan atau hadapi.
Kehidupan Yeom Bersaudara Sebagai Pegawai
Aktivitas mereka harus dimulai sejak pagi. Agar tidak terkena kemacetan dan bisa sampai di kantor tepat waktu. Sebab, mereka harus menggunakan transportasi umum.
Agak sedikit curhat, kalau pegawai yang tinggal di Bekasi, Tangerang, Bogor juga Depok. Sepertinya kehidupan anak-anak Yeom ini bukan hal yang baru ya. Apalagi jadi anker alias anak kereta. Duh, udah ngerasain banget berjibaku di dalam gerbong-gerbongnya kala berangkat hingga pulang kerja.
Nah, tempat tinggal mereka yang cukup jauh ini sering jadi kendala. Entah itu kendala untuk mereka nongkrong bareng teman, kendala untuk pacaran sampai kendala untuk lembur. Meski sering mengeluh rumahnya jauh, ketiganya tetap survive menjalani aktivitas mereka sebagai pegawai.
Selain rumah yang jauh ada lagi konflik-konflik dalam pekerjaan mereka. Seperti Gi Jeong yang bekerja di perusahaan survey. Tengah menanti kekasih hati namun pak Park yang ada di kantornya, walaupun sudah memacari seluruh wanita di kantor tersebut, tapi belum pernah sekalipun mendekati Gi Jeong.
Begitu pula dengan Chang Hee yang bekerja sebagai pegawai pusat perusahaan retail yang cukup besar. Kendala yang dihadapi enggak begitu membebani sebagai pegawai yang sering turun ke lapangan. Satu-satunya konflik yang selalu membuatnya emosi adalah rekan kerjanya yang duduk di sebelahnya bernama A-Reum.
Sementara Mi Jeong, bukan cuma tentang klub yang harus diikuti. Tapi, dia juga punya manajer yang benar-benar menunjukkan ketidaksukaannya pada Mi Jeong. Ia bekerja sebagai tim desainer di perusahaan kartu Joy. Namun, semua desain hasil pekerjaannya selalu mendapat kritik pedas.
Bahkan, tak tanggung-tanggung, manajernya juga mengkritik gaya berpakaian Mi Jeong. Hingga berkata sinis sampai merendahkannya. Apalagi, posisi Mi Jeong ini masih pegawai kontrak, jadi direndahkannya benar-benar parah.
Relate Dengan Kehidupan
Buat gw pribadi, drama ini tuh relate banget sama kehidupan sehari-hari. Dimulai dari lokasi rumah yang jauh dari kota besar. Meskipun bukan di desa banget ya, tapi untuk menuju pusat kota aja butuh effort yang lumayan juga sih. Sama waktu, bukan karena jauh aja tapi karena macet.
Selain itu, kehidupan yang paling relate adalah aktivitas Bu Yeom. Dia adalah ibu rumah tangga yang cekatan dan gesit. Ia sering membantu suaminya di ladang. Membawakan makan siang saat di pabrik juga. Menyiapkan sarapan, makan siang, makan malam sampai mencuci dan merapikan rumah.
Kehidupannya yang super berat ini cukup terbantu dengan adanya pegawai suaminya, yaitu pak Gu. Jadi, dia bisa fokus untuk mengurus rumah tangga. Kecepatannya ini terbukti dari gerakannya setiap membantu pekerjaan suaminya. Saat yang lain sedang bekerja, ia akan menghentikan pekerjaannya untuk menyiapkan makan siang. Setelah itu kembali bekerja dan saat selesai bekerja, ia akan lanjut lagi menyiapkan makan malam.
Meskipun anak-anak bu Yeom sudah bekerja, anak yang paling gesit membantu adalah Mi Jeong. Dia memang ringan tangan dan selalu sigap membantu Ibunya. Tapi, memang tampak banget kalau Ibu Yeom ini pekerjaannya tetap banyak meskipun anak-anaknya sudah dewasa.
Selain kehidupan bu Yeom ada satu lagi momen yang benar-benar terjadi juga di kehidupan gw. Saat Gi Jeong nangis di bus sambil mendengarkan lagu. Tanpa sadar ia juga ikut menyanyikannya sambil menangis. Ini bagian paling ngakak dan paling relate buat gw karena gw pun pernah melakukan hal itu meskipun bukan di bus :D.
Suka Dengan Drama My Liberation Notes
Nah, alur cerita yang bagus dan relate sama kehidupan. Ada juga bagian yang gw suka yaitu hal hingga keputusan yang diambil oleh beberapa tokohnya.
Mi Jeong
Baiklah dimulai dari tokoh utamanya dulu ya. Yang gw suka dari Mi Jeong ini, dia enggak pernah malu dengan apa yang ada dalam dirinya. Dia enggak malu punya rumah jauh di Sanpo. Dia juga enggak takut dimusuhi hanya karena jarang nongkrong bareng teman. Sampai tetap welcome saat dia enggak diajak liburan.
Selain itu, dia juga enggak mau mengubah dirinya demi orang lain karena dia sangat tahu dengan karakter dirinya. Meskipun dia punya kekurangan seperti terlalu percaya sama orang sampai berhutang demi mantan pacar. Mi Jeong tetap mau berusaha untuk menjadikan hidupnya berubah.
Suka banget karena tetap dengan pendiriannya.
Chang Hee
Sebenarnya agak gimana memang sama karakter si kakak satu ini. Sering banget bikin kerusuhan, hehe. Tapi, ada hal baik yang menurutku bagus. Dia ini termasuk yang loyal banget sebagai pegawai.
Terus, dia juga menjaga adik sama kakaknya sih. Dan termasuk yang paham banget sama karakter kakak sama adiknya. Apalagi pas dia nunggu di halaman parkir demi ketemu sama pak Gu. Duh, bikin sedih.
Gi Jeong
Si kayak tertua ini punya kebiasaan buruk memang, terutama saat mabuk. Dia akan nyerocos tanpa mikir panjang. Karena pikirannya yang pendek ini dia sering terjebak sama omongannya sendiri.
Yang gw suka dari Gi Jeong, dia sering mencoba meredakan kekhawatiran orang tuanya hingga mengingatkan hal penting di keluarga mereka. Meskipun sebagai kakak tertua dia sering bikin keributan sama adik-adiknya. Gi Jeong sangat menyayangi keluarganya.
Akur Sebenarnya
Ini tentang anak-anak keluarga Yeom. Jadi, masing-masing dari Gi Jeong sama Chang Hee sering bilang kalau keluarga mereka ini enggak deket. Bahkan, cenderung jarang menyapa kalau papasan di jalan umum di luar Sanpo.
Tapi, meski ucapan mereka seperti itu. Mereka bertiga ini termasuk yang langka sih. Masih tinggal bareng keluarga, bahkan Mi Jeong dan Gi Jeong masih satu kamar. Bahkan, saat pindah ke apartemen aja mereka masih tinggal bersama.
Walaupun mengaku enggak begitu dekat. Mereka tahu rahasia dan cerita masing-masing. Gi Jeong tahu saat Mi Jeong pedekate sama Mr. Gu. Begitu pula saat Chang Hee tahu kakaknya pedekate sama temannya Tae Hun. Juga saat Chang Hee keluar dari pekerjaannya, Gi Jeong yang memberitahu orang tuanya.
Kisah Kematian Orangtua
Waktu Tae Hun menyeritakan saat orangtuanya meninggal. Jujur aja gw benar-benar merasakan banget apa yang dia rasakan saat itu. Ada rasa kosong, hampa dan ketidakseimbangan.
Apalagi analoginya juga sesuai, seperti yang gw pikirin. Ketika satu orang, mau itu bapak atau ibu yang meninggal Rasanya seperti kehilangan satu tangan. Tapi, kalau keduanya meninggal dunia, seperti kehilangan dua tangan. Dan itu yang gw rasain banget sampai sekarang ini.
Bukan cuma Tae Hun yang merasakan kehilangan orangtua. Anak-anak Yeom, juga merasakan sedih, kehilangan hingga berat saat Ibunya meninggal dunia. Mereka seperti kehilangan pegangan hidup. Hingga kemudian, kesedihan yang berlarut membuat mereka memutuskan untuk pindah dari Sanpo.
Kisah Romansa Yang Sederhana
Jujur sih, pacaran ala Mi Jeong dan pak Gu ini termasuk sederhana dan unyu banget. Enggak banyak kontak fisik tapi keduanya merasa puas hingga romantisnya kerasa banget.
Padahal cuma berbalas tatapan mata aja. Udah terasa uwu banget sampai ke penonton. Apalagi, pak Gu ini yang bisa bikin Mi Jeong senyum lebar. Duh, rasanya manis dan romantis banget.
Kemasan kalau romantisme itu enggak selalu kontak fisik. Ada juga berupa perhatian sampai pengorbanan. Dan ini ditonjolin banget.
Untuk kontak fisiknya, seperti ciuman ini ada tapi enggak banyak. Beneran. Tapi, tetap manis dan romantis kok. Jangan sedih apalagi buat yang penggemar drama romantis, ini dramanya juga oke banget buatku.
Drama Korea Yang Akan Ditonton Ulang
Enggak semua drama korea bakalan gw tonton ulang. Seperti Hotel de Luna atau drama Bad and Crazy sampai Nine Tale. Sampai sekarang belum ditonton ulang lagi dan belum ada keinginan.
Tapi, kalau drama seperti Goblin dan My Liberation Note ini bakalan jadi drama korea yang akan gw tonton ulang saat me time. Ini aja gw lagi nontonin ulang saking belum siapnya berpisah sama keluarga Yeom dan Mr. Gu.
Jadi, ada kesan setelah menonton drama korea ini? Atau punya rekomendasi lain?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan membaca artikel tulisanku. Silakan tinggalkan komentar yang sopan dan baik ya.