Perencanaan Hari Tua Yang Bahagia


Persiapan Apa Yang Paling Tepat Menjelang Masa Tua?

Bagaimana caranya mempersiapkan masa tua? Apakah dengan menabung untuk pensiun? Atau mempersiapkannya dengan asuransi kesehatan yang menawarkan fasilitas lengkap?

Kali ini saya akan merangkumkan dan akan banyak mengutip kajian online yang saya tonton di saluran streaming. Berjudul Sepenggal Harapan Masa Tua oleh Ustaz Syafiq Riza Basalamah, semoga Allah melindungi beliau dan keluarga.

Sebagai manusia, kita tidak tahu apakah akan sampai ke masa tua? Atau bisakah kita nanti melihat cucu-cucu kita? Sementara, ada banyak orang-orang yang bahkan tidak bisa sampai ke usia tua. Ada juga yang bahkan kehilangan cucunya di masa tua.

Ada banyak hal terjadi saat usia menjelang tua. Perbanyaklah berdoa semoga Allah memberkahi usia kita. Sebab, masa tua merupakan masa dimana banyak kekurangan yang akan dialami. Bahkan, masa tua merupakan kesempatan yang Allah berikan agar kita menjadi manusia yang lebih baik.

Banyak orang yang merasa khawatir dan takut saat memasuki masa tua. Sehingga, persiapan yang dilakukan hanya berkisar pada fisik dan kenyamanan duniawi saja. Sementara itu lupa untuk mempersiapkan apa yang paling penting dari masa tua itu.

Padahal, kunci dari mempersiapkan masa tua adalah jangan khawatir dan jangan takut. Sebab, sebaik-baik manusia adalah yang berumur panjang dan amalannya baik, hadis dari Imam Tirmizi. Dan kisah dari Talhah bin Ubaidillah ini menjadi bukti bahwa panjang umur memiliki kelebihan jika diiringin banyaknya amalan baik yang dilakukan.

Dikutip dari ustadzaris.com

Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu anhu mengisahkan,

أَنَّ رَجُلَيْنِ مِنْ بَلِيٍّ قَدِمَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ إِسْلَامُهُمَا جَمِيعًا فَكَانَ أَحَدُهُمَا أَشَدَّ اجْتِهَادًا مِنَ الْآخَرِ فَغَزَا الْمُجْتَهِدُ مِنْهُمَا فَاسْتُشْهِدَ ثُمَّ مَكَثَ الْآخَرُ بَعْدَهُ سَنَةً ثُمَّ تُوُفِّيَ

“Ada dua orang dari kabilah Baliy datang menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Mereka berdua masuk Islam pada waktu yang sama. Namun, salah satu dari mereka lebih bersungguh-sungguh beribadah daripada yang satunya. Suatu ketika, orang yang lebih rajin beribadah ikut berjihad dan wafat memperoleh syahid. Adapun yang satunya, dia hidup setahun lebih lama, kemudian wafat.”

Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu melanjutkan ceritanya,

فَرَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ بَيْنَا أَنَا عِنْدَ بَابِ الْجَنَّةِ إِذَا أَنَا بِهِمَا فَخَرَجَ خَارِجٌ مِنَ الْجَنَّةِ فَأَذِنَ لِلَّذِي تُوُفِّيَ الْآخِرَ مِنْهُمَا ثُمَّ خَرَجَ فَأَذِنَ لِلَّذِي اسْتُشْهِدَ ثُمَّ رَجَعَ إِلَيَّ فَقَالَ: ارْجِعْ فَإِنَّكَ لَمْ يَأْنِ لَكَ بَعْدُ

“Suatu malam, aku bermimpi. Dalam mimpiku, aku sedang berada di pintu jannah (surga) dan bertemu dengan dua orang yang sudah wafat tersebut. Tiba-tiba, ada sosok yang keluar dari dalam jannah (surga). Dia mengizinkan orang yang meninggal setahun lebih lama untuk masuk ke dalam jannah (surga). Kemudian, sosok itu keluar lagi dari dalam jannah (surga) lalu dia mengizinkan orang yang wafat dalam jihad untuk masuk ke dalam jannah (surga). Dia pun menghampiriku seraya mengatakan, ‘Kembalilah! Sekarang belum waktumu.’”

فَأَصْبَحَ طَلْحَةُ يُحَدِّثُ بِهِ النَّاسَ فَعَجِبُوا لِذَلِكَ فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَدَّثُوهُ الْحَدِيثَ

Pada pagi harinya, Thalhah menceritakan mimpinya kepada para sahabat. Setelah mendengarnya, mereka pun heran dengan mimpi Thalhah. Akhirnya hal tersebut sampai kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat pun memperbincangkannya kepada beliau.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

فَقَالَ: مِنْ أَيِّ ذَلِكَ تَعْجَبُونَ؟

“Apa yang membuat kalian heran?”

فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا كَانَ أَشَدَّ الرَّجُلَيْنِ اجْتِهَادًا ثُمَّ اسْتُشْهِدَ وَدَخَلَ هَذَا الْآخِرُ الْجَنَّةَ قَبْلَهُ

Mereka mengatakan, “Wahai Rasulullah, orang yang lebih dahulu wafat adalah orang yang lebih bersungguh-sungguh beribadah dan wafat dalam syahid di medan jihad. Namun, (mengapa) justru orang yang kedua lebih dahulu diizinkan masuk ke dalam jannah (surga) sebelum orang yang pertama?”

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَلَيْسَ قَدْ مَكَثَ هَذَا بَعْدَهُ سَنَةً؟ قَالُوا: بَلَى. قَالَ: وَأَدْرَكَ رَمَضَانَ فَصَامَ وَصَلَّى كَذَا وَكَذَا مِنْ سَجْدَةٍ فِي السَّنَةِ؟ قَالُوا: بَلَى

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya, “Bukankah orang yang kedua hidup setahun lebih lama daripada orang yang pertama?”

Para sahabat menjawab, “Benar.”

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kembali bertanya, “Bukankah orang yang kedua menjumpai bulan Ramadhan, lalu dia berpuasa, shalat demikian dan demikian, dengan melakukan sujud demikian dan demikian; dalam setahun?”

Para sahabat menjawab, “Benar.”

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَمَا بَيْنَهُمَا أَبْعَدُ مِمَّا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, antara mereka berdua, jaraknya lebih jauh daripada langit dan bumi.”

(HR. Ibnu Majah no. 3925. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah no. 3185)

Usia Panjang dan Persiapan Masa Tua Yang Baik

Dari kisah di atas yang berasal dari hadis sahih, semestinya menjadi pengingat agar kita mulai memperhatikan masa tua dengan pemikiran bahwa ini adalah kesempatan dari Allah. Terlebih sebentar lagi bulan Ramadan tiba. Ada baiknya dijadikan sebagai bulan mempersiapkan segala sesuatunya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Jika masih ada pemikiran untuk bertaubat nanti saja saat tua, di usia yang masih terasa muda. Sebaiknya mulailah untuk mengubahnya. Usia muda, yang merupakan fase tengah dimana diapit dengan dua fase lemah. Harusnya dijadikan kesempatan untuk semangat dan totalitas dalam memperjuangkan hari tua yang lebih baik.

Fase ini disebutkan dalam surat Ar-rum ayat 54, artinya : Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.

Jadi, ketika sudah tua, manusia memasuki fase lemah. Dimana fase ini akan semakin banyak perjuangan dan pengorbanan karena ada banyak kenikmatan dari usia muda yang berkurang. Entah itu perjuangan untuk bisa beribadah dengan baik. Pengorbanan dengan mengurangi makanan yang sebelumnya sangat digemari. Serta banyak contoh lain yang bisa dipelajari dari sekitar kita.

Dalam surat Yasin ayat 68, artinya barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?

Kondisi kembali kepada kejadianNya merupakan kondisi manusia memasuki fase lemah seperti yang dijelaskan pada surat Arrum sebelumnya. Yaitu kondisi lemah terakhir yang merupakan kondisi setelah fase kuat. Dari sinilah terbukti bahwa semakin tua manusia akan memasuki fase lemah tadi. Dan hanya orang yang berpikir yang akan mempersiapkan masa tua mereka.

Bahkan, dalam surat AnNahl ayat 70 yang artinya Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.

Pada surat tersebut lebih dijelaskan lagi ada di antara kita saat tua nanti mengalami kondisi paling lemah, yaitu pikun. Yang mungkin saking lemahnya bahkan tidak bisa mengurus diri sendiri dan mungkin akan merepotkan orang lain. Siapapun tentu akan merasa khawatir dan takut kalau masa tuanya nanti akan seperti ini.

Cara Tepat Mempersiapkan Masa Tua Yang Baik

Karena itulah, Rasulullah salallahualaihiwasalam mengajarkan kita untuk senantiasa meminta perlindungan Allah dari masa tua yang lemah ini. Doa yang dikenal sebagai Dubur Solat sebab dibaca oleh Rasulullahsalallahualaihiwasalam setiap akhir solat sebelum salam.

Allahumma inni a’udzuubika minal jubni, wa a’uudzubika an urodda ilaa ardzalil ‘umur, wa a’uudzubika min fitnatid dunyaa, wa a’uudzubika min ‘adzaabil qobri.

Artinya : ( Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari sifat pengecut, dan aku berlindung pada-Mu apabila aku dikembalikan pada sehina-hinanya umur “pikun”, dan aku berlindung pada-Mu dari fitnah dunia, dan aku berlindung padamu dari siksa kubur. HR. Bukhari no. 2822 ).

Doa tersebut selalu dipanjatkan oleh Rasulullahsalallahualaihiwasalam setiap solat. Dan juga tambahan doa agar terhindar dari mengerjakan maksiat di hari tua hingga meminta perlindungan dari masa tua yang zalim. Berikut ini doanya.

Allahummaqsim lana min khasy-yatik, maa tahulu bainanaa wa baina ma’shiyyatik, wa min thaa’atika maa tuballighuna bihi jannatak wa minal yaqiini ma tuhawwinu bihi ‘alaina mashaaibad dunya.

Allahumma matti’naa bi asmaa’inaa wa abshaarina wa quwwatinaa ma ahyaytana waj’alhul waaritsa minna waj’alhu tsa’ranaa ‘alaa man ‘aadanaa wa laa taj’al mushiibatanaa fii diininaa wa laa taj’alid dunya akbara hamminaa wa laa mablagha ‘ilminaa wa laa tusallith ‘alainaa man laa yarhamunaa

“Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu, yang dapat menghalangi antara kami dan perbuatan maksiat kepada-Mu, dan (anugerahkanlah kepada kami) ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan Kami ke surga-Mu dan (anugerahkanlah pula) keyakinan yang akan menyebabkan ringannya bagi kami segala musibah dunia ini. Ya Allah, anugerahkanlah kenikmatan kepada kami melalui pendengaran kami, penglihatan kami dan dalam kekuatan kami selama kami masih hidup, dan jadikanlah ia warisan dari kami. Jadikanlah balasan kami atas orang-orang yang menganiaya kami, dan tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami dalam urusan agama kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita terbesar kami dan puncak dari ilmu kami, dan jangan Engkau jadikan orang-orang yang tidak menyayangi kami berkuasa atas kami.” (HR Tirmidzi dan Hakim).

Dari kajian ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa bahkan Rasulullah salallahualaihiwasalam meminta perlindungan Allah agar dilindungi dari masa tua yang buruk. Begitu juga dengan kita sebagai pengikut Rasulullah salallahualaihiwasalam dan hambaNya yang lemah tanpa pertolongan dariNya. Sudah semestinya kita juga mempersiapkan masa tua dengan banyak menuntut ilmu syar’I di masa muda dan beribadah dengan maksimal agar masa tua kita lebih baik dari masa kini.

Akhir kata, kesalahan dari tulisan artikel ini dari saya pribadi. Saya merangkum dan sedikit mengikhtisarkan dengan bahasa yang saya kemas sendiri. Mohon maaf untuk segala khilaf. Agar tidak menjadi fitnah, ada baiknya untuk menonton sendiri tayangan kajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah.

Agar bisa mengambil ilmunya langsung dari beliau. Semua kekurangan dan kesalahan murni dari saya pribadi. Saya memohon dimaafkan. Dan semua kebenaran dari Allah subhanallahuwata’ala.

Suubhanakallahumma wabihamdika asyhaduanlaailaahailla anta astagfiruka waatuubuilaih.
Wassalamualaykum warrohmatullah wabarokatuh

Referensi :

https://tafsirweb.com/7418-surat-ar-rum-ayat-54.html
https://hidayatullah.com/kolom/meminang-surga/2015/01/06/36290/selarik-pinta-kepada-allah-taala.html
https://jogja.tribunnews.com/2022/09/06/bacaan-doa-agar-terhindar-dari-sifat-lupa-lengkap-arab-latin-dan-artinya
https://tafsirweb.com/8024-surat-yasin-ayat-68.html
https://tafsirweb.com/4418-surat-an-nahl-ayat-70.html
https://ustadzaris.com/bila-ini-ramadhan-terakhirku-bag-1

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan membaca artikel tulisanku. Silakan tinggalkan komentar yang sopan dan baik ya.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *